Foto Bugil Video Bokep

Cerita Ngentot Suster

Aku tidak jelas berada di rumah sakit mana yang pasti berisik sekali dan ruangannya panas… dalam ruangan tersebut ada



beberapa ranjang… pada saat aku berusaha untuk melihat bagian bawahku yang terluka aku masih merasakan nyeri pada bagian



perutku dan kaki kananku serasa gatal dan sedikit kebal ( mati rasa )… aku coba untuk geser kakiku ternyata berat sekali



dan kaku. Kemudian aku paksakan untuk tidur…

Sore itu aku dijenguk oleh Dian adik Anton… Dian ini teman kuliahku… dia datang bersama dengan Mita adiknya yang di SMA…



katanya habis jenguk Anton dan Anton ada di ruang sebelah…

" Makasih ya Joss… kalo ngga' ada kamu kali Anton sudah… " katanya sambil menitikkan air mata… " Sudahlah… semua ini



sudah berlalu… tapi kalo boleh aku tau kenapa Anton sampe dikeroyok gitu ? " tanyaku penasaran. " Biasa gawa-gara cewec…



mereka goda cewec Airlangga dan cowocnya marah makanya dikeroyok… emang sich bukan semua yang ngeroyok itu anak Airlangga



sebagian kebetulan musuh Anton dari SMA, sialnya Anton saja ketemu lagi dan suasananya kaya' gitu… jadi dech di dihajar



rame-rame " jawab Mita. " Kak Jossy yang luka apanya saja ? " tanya Mita. " Tau nih… rasanya ngga' keruan " jawabku… "



Lihat aja sendiri… soalnya aku ngga' bisa gerak banyak… kamu angkat selimutnya sekalian aku juga mo tau " lanjutku pada



Mita.

" Permisi ya Kak " kata Mita langsung sambil membuka selimutku ( hanya diangkat saja ). Sesaat dia pandangi luka-lukaku



dan mungkin karena banyak luka sehingga dia sampe bengong gitu… dan pas aku lihat pinggangku dibalut sampe pinggul dan



masih tembus oleh darah… di bawahnya lagi aku melihat…. ya ampun pantes ni anak singkong bengong… meriamku tidak



terbungkus apa-apa dan yang seremnya kepalanya yang gede kelihatan menarik sekali… seperti perkedel. Sesaat kemudian aku



masih sempat melihat kaki kananku digips… mungkin patah kena stick soft ball.



Mita menutup kembali selimut tadi dan Dian tidak sempat melhat lukaku karena dia sibuk nangis… hatinya memang lemah…



sepertinya dia melankolis sejati. " Mita sini aku mo bilangin kamu " kataku… Mitapun menunduk mendekatkan telinganya ke



mulutku. " Jangan bilang sama Dian soal apa yang kamu lihat barusan… kamu suka ngga' ? " kataku berbisik. " Serem "



bisiknya bales. " Dian… kamu jangan lihat lukaku… nanti kamu makin nnga' kuat lagi nahan tangismu " kataku.

" Tapi paling tidak amu mo tau… boleh aku raba ? " tanyanya… " Silahkan… pelan-pelan ya… masih belum kering lukanya. "



jawabku.

Dianpun memasukkan tangannya ke balik selimut… dan mulai meraba dari dada… ke perut… di situ dia merasakan ada balutan…



digesernya ke kanan kiri… terus ke bawahan dikit… " Kok perbannya sampe gini… lukanya kaya' apa ? "

" Wah aku sendiri belum jelas… " aku jawab pertanyaan Dian. Turun lagi tangannya ke pinggul kanan… kena kulitku… terus ke



tengah… kena meriamku… dia raba setengah menggenggam… untuk meyakinkan apa yang tersentuh tangannya… tersentak dan dia



menarik tangannya sedikit sambil melepas pengangannya pada meriamku… " Sorry… ngga' tau…. "

" Ngga' apa-apa kok… malah enak kalo sekalian dipijitin… soalnya badanku sakit semua… " kataku nakal. " Nah…. Kak Dian



pegang anunya Kak Joss ya ? " goda Mita… Merah wajah Dian ditembak gitu.

Dian terus saja meraa sampe pada kaki kananku dan dia menemukan gips… " Lho… kok digips ? " " Iya patah tulangnya kali "



jawabku asal untuk menenangkan pikirannya…



Dian selesai merabaiku… tapi tampak sekali dia masih kepikiran soal sentuhan pada meriam tadi… dan sesekali matanya masih



melirik ke sekitar meriamku… sedang aku juga sedang menikmati dan membayangkan ulang kejadian barusan… Flash back lah.

Tanpa sadar tiba-tiba meriamku meradang dan mulai bangun sehingga tampak pada selimut tipis kalo ada sesuatu perkembangan



di sana. " Kak Joss… anunya bangun " bisik Dian padaku sambil dia ambil selimut lain untuk menutupnya… tapi tangannya



berhenti dan diam di atasnya… " Supaya Mita ngga' ngelihat " bisiknya lagi. Aku cuman bisa mengangguk… aku sadar ujung



penisku masih dapat menggapai telapaknya… aku coba kejang-kejangkan penisku dan Dian seperti merasa dicolek-coleh



tangannya. " Mit… kamu pamit sama Mas Anton dech… kita bentar lagi pulang dan biar mereka istirahat… " kata Dian… dan



Mitapun melangkah keluar ruangan… " Kak Joss…. nakal sekali anunya ya " bisik Dian… aku balas dengan ciuman di pipinya.

" Dian… tolongin donk… diurut-urut itunya… biar lupa sakitnya… " pintaku… " Iya dech… " jawab Dian langsung mengurut



meriamku… dari luar selimut… biar ngga' nyolok dengan pasien lain… walaupun antara ranjang ada penyekatnya… " Ian… dari



dalem aja langsung… biar cepetan…. " pintaku karena merasa tanggung dan waktunya mepet sekali dia mo pulang., Dian



menuruti permintaanku dengan memeriksa sekitar lebih dulu… terus tangannya dimasukkan dalam selimutku langsung meremas



meriamku… dielusnya batangku dan sesekali bijinya… dikocoknya… lembut sekali… wah gila rasanya… lama juga Dian memainkan



meriamku… sampe aku ngga' tahan lagi dan crrooottt….. crot…. ccrrroooo..tttt…. beberapa kali keluar…

Tiba-tiba Mita datang dan buru-buru Dian tarik tangannya dari balik selimut… sedikt kena spermaku telapak tangan Dian…



dia goserkan pada sisi ranjang untuk mengelapnya… " Sudah Kak Joss… aku sama Mita mo pulang…. " pamit Dian… " Sudah



keluar khan… " bisiknya pada telingaku… cup… pipiku diciumnya… " Cepet sembuhnya… besok aku tengok lagi " Dia sengaja



menciumku untuk menyamarkan bisikannya yang terakhir. " Eh… kalo bisa bilangin susternya aku minta pindah kelas satu



donk… di sini gerah " pintaku pada mereka.



Merekapun keluar kamar dan melambaikan tangan… satu jam kemudian aku dipindahkan ke tempat yang lebih bagus… ada ACnya



dan ranjangnya ada dua. Tapi ranjang sebelah kosong. Posisi kamarku agak jauh dari pos jaga suster perawat… itu aku tau



saat aku didorong dengan ranjang beroda. " Habis gini mandi ya " kata suster perawat sehabis mendorongku… ngga' lama



kemudian dia sudah balik dengan ember dan lap handuk… dia taruh ember itu di meja kecil samping ranjangku dan mulai



menyingkap selimutku serta melipatnya dekat kakiku. terbuka sudah seluruh tubuhku… pas dia lihat sekita meriamku terkejut



dia… ada dua hal yang mengagetkannya… yang pertama adalah ukuran meriam serta kepalanya yang di luar normal… besar



sekali… dan yang kedua ada hasil kerjaan Dian… spermaku masih berantakan tanpa sempat dibersihkan… walaupun sebagian



menempel di selimut… tapi bekasnya yang mengering di badanku masih jelas terlihat. " Kok… kayaknya habis orgasme ya ? "



tanyanya. Lalu tanpa tunggu aju jawab dia ambil wash lap dan sabun… " Sus… jangan pake wash lap… geli… saya ngga' biasa "



kataku.

Suster itu mulai dengan tanganku… dibasuh dan disabunnya… usapannya lembut sekali… sambil dimandiin aku pandangi



wajahnya… dadanya… cukup gede kalo aku lihat… orangnya agak putih… tangannya lembut. Selesai dengan yang kiri sekarang



ganti tangan kananku… dan seterusnya ke leher dan dadaku… terus diusapnya… sapuan telapak tangannya lembut aku rasakan



dan akupun memejamkan mata untuk lebih menikmati sentuhannya.

Sampe juga akhirnya pada meriamku… dipegangnya dengan lembut…. ditambah sabun… digosok batangnya… bijinya… kembali ke



batangnya… dan aku ngga' kuat untuk menahan supaya tetap lemas… akhirnya berdiri juga… pertama setengah tiang lama-lama



juga akhirnya penuh… keras…. dia bersihkan juga sekitar kepala meriamku sambil berkata lirih " Ini kepalanya besar



sekali… baru kali ini syya lihat kaya' gini besarnya "

" Sus… enak dimandiin gini… " kataku memancing. Dia diam saja tapi yang jelas dia mulai mengocok dan memainkan batangku…



kaya'nya dia suka dengan ukurannya yang menakjubkan… " Enak Mas… kalo diginikan ? " tanyanya dengan lirikan nakal. "



Ssshh… iya terusin ya Sus… sampe keluar… " kataku sambil menahan rasa nikmat yang ngga' ketulungan… tangan kirinnya



mengambil air dan membilas meriamku… kemudian disekanya dengan tangan kanannya… kenapa kok diseka pikirku… tapi aku diam



saja… mengikuti apa yang mau dia lakukan… pokoknya jangan berhenti sampe sini aja… pusing nanti…

Dia dekatkan kepalanya… dan dijulurkan lidahnya… kepala meriamku dijilatnya perlahan… dan lidahnya mengitari kepala



meriamku… sejuta rasanya… wow… enak sekali… lalu dikulumnya meriamku… aku lihat mulutnya sampe penuh rasanya dan belum



seluruhnya tenggelam dalam mulutnya yang mungil… bibirnya yang tipis terayun keluar masuk saat menghisap maju mundur.



Lama juga aku diisep suster jaga ini… sampe akhirnya aku ngga' tahan lagi dan crooott…. crooott… nikmat sekali. Spermaku



tumpah dalam rongga mulutnya dan ditelannya habis… sisa pada ujung meriamkupun dijilat serta dihisapnya habis… " Sudah



sekarang dilanjutkan mandinya ya… " kata suster itu dan dia melanjutkan memandikan kaki kiriku setelah sebelumnya mencuci



bersih meriamku… badanku dibaliknya… dan dimandikan pula sisi belakang badanku.

Selesai acara mandi " Nanti malam saya ke sini lagi nanti saya temenin… " katanya sambil membereskan barang-barangnya.



terakhir sebelum keluar kamar dia sempat menciumku… pas di bibir… hangat sekali… " Nanti malam saya kasih yang lebih



hebat " begitu katanya.



Akupun berusaha untuk tidur… nikmat sekali sore ini dua kali keluar… dibantu dua cewec yang berbeda… ini mungkin ganjaran



dari menolong teman… gitu hiburku dalam hati… sambil memikirkan apa yang akan kudapat malam nanti akupun tertidur lelap



sekali. Tiba-tiba aku dibangunkan oleh suster yang tadi lagi… tapi aku belum sempat menyanyakan namanya… baru setelah dia



mo keluar kamar selesai meletakkan makananku dan membangunkanku… namanya Anna. Cara dia membangunkanku cukup aneh…



rasanya suster di manapun tidak akan melakukan dengan cara ini… dia remas-remas meriamku… sambil digosoknya lembut sampe



aku bangun dari tdurku. Langsung aku selesaikan makanku dengan susah payah… akhirnya selesai juga… lalu aku tekan bel…



dan tak lama kemudian datang suster yang lain… aku minta dia nyalakan TV di atas dan mengakat makananku.

Aku nonton acara-acara TV yang membosankan dan juga semua berita yang ditayangkan… tanpa konsentrasi sedikitpun.



Sekitar jam 9 malam suster Wiwik datang untuk mengobati lukaku dan mengganti perban… pada saat dia melihat meriamkupun



dia takjub… " Ngga' salah apa yang diomongkan temen-temen di ruang jaga " demikian komentarnya. " Kenapa Sus ? " tanyaku



ngga' jelas. " Oo… itu tadi teman-teman bilang kalo pasien yang dirawat di kamar 26 itu kepalanya besar sekali. "



jawabnya.

Setelah selesai denganmengobati lukaku dan dia akan tinggalkan ruangan… sebelum membetulkan selimutku dia sempatkan



mengelus kepala meriamku… " Hmmm… gimana ya rasanya ? " gumamnya tanya meminta jawaban. Dan akupun hanya senyum saja. Wah



suster di sini gila semua ya pikirku… soalnya aku baru kenal dua orang dan dua-duanya suka sama meriamku… minimal



tertarik… dan lagian ada promosi gratis di ruang jaga suster kalo ada pasien dengan kepala meriam super besar… promosi



yang menguntungkan… semoga ada yang terjerat ingin mencoba… selama aku masih dirawat di sini.



Jam 10an kira-kira aku mulai tertidur… aku mimpi indah sekali dalam tidurku… karena sebelum tidur tadi otakku sempat



berpikir jorok. Aku merasakan hangat sekali pada bagian selangkanganku… tepatnya pada bagian meriamku… sampe aku



terbangun ternyata… suster Anna sedang menghisap meriamku… kali ini entah jam berapa ? Dengan bermalas-malasan aku nikmat



terus hisapannya… dan aku mulai ikut aktif dengan meraba dadanya… suatu lokasi yang aku anggap paling dekat dengan



jangkauanku. Aku buka kanding atasnya dua kancing… aku rogoh dadanya di balik BH putihnya… aku dapati segumpal daging



hangat yang kenyal… kuselusuri… sambil meremas-remas kecil.. sampe juga pada putingnya… aku pilin putingnya… dan Sus



Annapun mendesah… enath berapa lama aku dihisap dan aku merabai Sus Anna… sampe dia minta " Mas… masih sakit ngga'



badannya ? "

" Kenapa Sus ? " tanyaku bingung. " Enggak kok… sudah lumayan enakan… " dan tanpa menjawab diapun meloloskan CDnya…



dimasukkan dalam saku baju dinasnya. Lalu dia permisi padaku dan mulai mengangkangkan kakinya di atas meriamku… dan



bless… dia masukkan batangku pada lobangnya yang hangat dan sudah basah sekali… diapun mulai menggoyang perlahan… pertama



dengan gerakan naik turun…lalu disusul dengan gerakan memutar… wah… suster ini rupanya sudah prof banget… lobangnya aku



rasakan masih sangat sempit… makanya dia juga hanya berani gerak perlahan… mungkin juga karena aku masih sakit… dan punya



banyak luka baru. Lama sekali permainan itu dan memang dia ngga' ganti posisi… karena posisi yang memungkinkan hanya satu



posisi… aku tidur di bawah dan dia di atasku. Sampe saat itu belum ada tanda-tanda aku akan keluar… tapi kalo tidak salah



dia sempat mengejang sekali tadi dipertengahan dan lemas sebentar lalu mulai menggoyang lagi… sampe tiba-tiba pintu



kamarku dibuka dari luar… dan seorang suster masuk dengan tiba-tiba… kaget sekali kami berdua… karena tidak ada alasan



lain… jelas sekali kita sedang main… mana posisinya… mana bajua dinas Suster Anna terbuka sampe perutnya dan BHnya juga



sudah kelepas dan tergeletak di lantai. Ternyata yang masuk suster Wiwik… dia langsung menghampiri dan bilang " Teruskan



saja An… aku cuman mau ikutan… mumpung sepi "

Suster Wiwikpun mengelus dadaku… dia ciumin aku dengan lembut… aku membalasnya dengan meremas dadanya… dia diam saja… aku



buka kancingnya… terus langsung aku loloskan pakaian dinasnya… aku buka sekalian BHnya yang berenda… tipis dan



merangsang… membal sekali tampak pada saat BH itu lepas dari badannya… dada itu berguncang dikit… kelihatan kalo masih



sangat kencang… tinggal CD minim yang digunakannya.



Suster Anna masih saja dengan aksinya naik turun dan kadang berputar… aku lhat saja dadanya yang terguncang akibat



gerakannya yang mulai liar… lidah suster Wiwik mulai memasuki rongga mulutku dan kuhisap ujung lidahnya yang menjulur



itu… tangan kiriku mulai merabai sekitar selangkangan suster Wiwik dari luar… basah sudah CDnya… pelah aku kuak ke



samping… dan kudapat permukaan bulu halus menyelimuti liang kenikmatannya… kuelus perlahan… baru kemudian sedikit



kutekan… ketemu sudah aku pada clitsnya… agak ke belakang aku rasakan makin menghangat. Tersentuh olehku kemudian liang



nikmat tersebut… kuelus dua tiga kali sebelum akhirnya aku masukkan jariku ke dalamnya. Kucoba memasukkan sedalam mungkin



jari telunjukku… kemudian disusul oleh jari tengahku… aku putar jari-jariku di dalamnya… baru kukocok keluar masuk…



sambil jempolku memainkan clitsnya. Dia mendesar ringan… sementara suster Anna rebahan karena lelah di dadaku dengan



pinggulnya tiada hentinya menggoyang kanan dan kiri… suster Wiwik menyibak rambut panjang suster Anna dan mulai menciumi



punggung terbuka itu… suster Anna makin mengerang… mengerang…. dan mengerang…. sampai pada erangan panjang yang



menandakan dia akan orgasme… dan makin keras goyangan pinggulnya… sementara aku mencoba mengimbangi dengan gerakan yang



lebih keras dari sebelumnya… karena dari tadi aku tidak dapat terlalu bergoyang… takut lukaku sakit.

Suster Anna mengerang…. panjang sekali seperti orang sedang kesakitan… tapi juga mirip orang kepedasan… mendesis di



antara erangannya… dia sudah sampe… rupanya… dan… dia tahan dulu sementara… baru dicabutnya perlahan… sekarang giliran



suster Wiwik… dilapnya dulu… meriamku dikeringkan… baru dia mulai menaikiku… batin… kurang ajar suster-suster ini aku



digilirnya… dan nanti aku juga mesti masih membayar biaya rawat… gila… enak di dia… tapi….. enak juga dia aku kok…



demikian pikiranku… ach… masa bodo…. POKOKNYA PUAS !!! Demikian kata iklan.



Ketika suster Wiwik telah menempati posisinya… kulihat suster Anna mengelap liang kenikmatannya dengan tissue yang



diambilnya dari meja kecil di sampingku. Suster Wiwik seakan menunggang kuda… dia goyang maju mundur… perlahan tapi penuh



kepastian… makin lama makin cepat iramanya… sementara tanganku keduanya asyik meremas-remas dadanya yang mengembung



indah… kenyal sekali rasanya… cukup besar ukurannya dan lebih besar dari suster Anna punya… yang ini ngga' kurang dari



36… kemungkinan cup C… karena mantap dan tanganku seakan ngga' cukup menggenggamnya. Sesekali kumainkan putingnya yang



mulai mengeras… dia mendesis… hanya itu jawaban yang keluar dari mulutnya… desisan itu sungguh manja kurasakan… sementara



suster Anna telah selesai dengan membersihkan liang hangatnya… kemudian dia mulai lagi mengelus-elus badan telanjang



suster Wiwik dan tuga memainkan rambutku… mengusapnya…

Kemudian karena sudah cukup pemanasannya… dia mulai menaiki ranjang lagi… dikangkangkannya kakinya yang jenjang di atas



kepalaku… setengah berjongkok gayanya saat itu dengan menghadap tembok di atas kepalaku… dan kedua tangannya berpegangan



pada bagian kepala ranjangku. Mulai disorongkannya liangnya yang telah kering ke mulutku… dengan cepat aku julurkan



lidahku…. aku colek sekali dulu dan aku tarik nafas…. hhhmmmm…… harus khas liang senggama…. kujilat liangnya dengan



lidahku yang memang terkenal panjang… kumainkan lidahku… mereka berdua mengerang berbarengan kadang bersahutan…

Aku ingin tau sekarang ini jam berapa ? Jangan sampe erangan mereka mengganggu pasien lain… karena aku mendengarnya cukup



keras… aku tengok ke dinding… kosong ngga' ada jam dinding… aku lihat keluar… kearah pintu… mataku terbelalak… terkejut…



shock… benar-benar kaget aku… lamat-lamat aku perhatikan… di antara pintu aku melihat seberkas sinar mengkilap… sambil



terus menggoyang suster Wiwik… meninggalkan jilatan pada suster Anna… aku konsentrasi sejenak pada apa yang ada di



belakang pintu… ternyata… pintupun terbuka… makin gila aku makin kaget… dan deg… jantungku tersentak sesaat… lalu lega…



tapi… yang dateng ini dua temen suster yang sedang kupuaskan ini… kaya'nya kalo marah sich ngga' bakalan.. mereka



sepertinya telah cukup lama melihat adegan kami bertiga… jadi maksud kedatangannya hanya dua kemungkinan… mo nonton dari



dekat atau ikutan… ternyata…. " Wah… wah… wah… rajin sekali kalian bekerja… sampe malem gini masih sibuk ngurus pasien… "



demikian kata salah seorang dari mereka…

" Mari kami bantu " demikian sahut yang lainnya yang berbadan kecil kurus dan berdada super… Jelas ini jawabannya adalah



pilihan kedua.

Merekapun langsung melepas pakaian dinas masing-masing… satu mengambil posisi di kanan ranjang dan satu ngambil posisi di



kiri ranjang… secara hampir bersamaan mereka menciumi dada… leher… telinga dan semua daerah rangsanganku… akupun mulai



lagi konsentrasi pada liang suster Anna… sementara kedua tanganku ambil bagian masing-masing… sekarang semua bagian



tubuhku yang menonjol panjang telah habis digunakan untuk memuaskann 4 suster gatel…… malam ini… tidak ada sisa rupanya….



terus bagaimana kalo sampe ada satu lagi yang ikutan ?



Jari-jariku baik dari tangan kanan maupun kiri telah amblas dalam liang hangat suster-suster gatel tersebut… untuk



menggaruknya kali… aku kocok-kocokkan keluar masuk ya lidahku… ya jariku… ya meriamku… rusak sudah konsentrasiku… yang



pasti… ini pengalaman gila kedua sejak peristiwa serupa dengan Donna adik Sammy Zara…

Ini permainan Four Whell Drive ( 4 WD )atau bisa juga disebut Four Wheel Steering ( 4 WS )… empat-empatnya jalan semua…



kaya'nya kau makin piawai dalam permainan 4DW / 4 WS ini karena ini kali dua aku mencoba mempraktekkannya.

Lama sekali permainannya… sampe tiba-tiba suster Wiwik mengerang…. kesar dan panjang serta mengejang…



Setelah suster Wiwik selesai… dan mencabut meriamku… suster Anna berbalik posisi dengan posisi 69… kami saling menghisap



dan permainan berlanjut… sekali aku minta rotasi… yang di kananku untuk naik… yang di atas ( suster Anna ) aku minta ke



kiri dan suster yang di kiri aku minta pindah posisi kanan.

Tawaran ini tidak disia-siakan oleh suster yang berkulit agak gelap dari semua temannya… dia langsung menancapkan



meriamku dengan gerakan yang menakjubkan… tanpa dipegang…. diambilnya meriamku yang masih tegang dengan liangnya dan



langsung dimasukkan… amblas sudah meriamku dari pandangan. Diapun langsung menggoyang keras… rupanya sudah ngga' tahan…

Benar juga sekitar 5 menit dia bergoyang sudah mengejang keras dan mengerang…. mengerang…. panjang serta lemas. Sementara



tingal dua korban yang belum selesai… aku minta bantuan suster yang masih ada di sana untuk membantu aku balik badan…



tengkurap… kemudian aku suruh suster yang pendek dan berdada besar tadi untuk masuk ke bawah tubuhku…. sedangkan suster



Anna aku suruh duduk di samping bantal yang digunakan suster kecil tadi. Perlahan aku mulai memasukkan meriam raksasaku



pada liang suster yang bertubuh kecil ini… sulit sekali… dan diapun membantu dengan bimbingan test…. Setelah tertancap…



tapi sayangnya tidak dapat habis terbenam… rasanya mentok sekali… dengan bibir rahimnya… akupun mulai menggoyang suster



kecil dan menjilati suster Anna. Mereka berdua kembali mendesah…. mengerang…. mendesah dan kadang mendesis… kaya' ular.

Aku sulit sekali sebenarnya untuk mengayun pinggulku maju mundur…. jadi yang bisa aku lakukan cuman tetap menancapkan



meriamku pada liang kenikmatan suster mungil ini sambil memutar pinggulku seakan meng-obok-obok liangnya… sedangkan



dadanya yang aku bilang super itu terasa sekali mengganjal dadaku yang bidang… kenikmatan tiada tara sedang dinikmati si



mungil di bawahku ini… dia mendesis tak keruan… sedang lidahku tetap menghajar liang kenikmatan suster Anna… sesekali aku



jilatkan pada clitsnya… dia menggelinjang setiap kali lidahku menyentuh clitsnya… mendengar desisan mereka berdua aku



jadi ngga' tahan… maka dengan nekat aku keraskan goyangan pinggulku dan hisapanku pada suster Anna… dia mulai mengejang…



mengerang dan kemudian disusul dengan suster yang sedang kutindih…. suster Anna sudah lemas… dan beranjak turun dari



posisinya….

Aku tekan lebih keras suster mungil ini…. sambil dadanya yang menggairahkan ini aku remas-remas semauku… aku sudah



merasakan hampir sampe juga… sedang suster mungil masih mengerang…. terus dan terus… kaya'nya dia dapat multi orgasme dan



panjang sekali orgasme yang didapatnya…. aku coba mengjar orgasmenya… dan…. dan…. berhasil juga akuhirnya… aku sodok dan



benamkan meriamku sekuat-kuatnya… sampe dia melotot… aku didekapnya erat sekali… dan " Adu…..uh enak sekali… " demikian



salah satu katanya yang dapat aku dengar.

Akupun ambruk diatas dada besar yang menggemaskan itu… lunglai sudah tubuh ini rasanya… menghabisi 4 suster sekaligus…



suatu rekord yang gila… permainan Four Wheel Drive kedua dalam hidupku… pada saat mencabutnyapun aku terpaksa diantu



suster yang lain…

" Kasihan pasien ini nanti sembuhnya jadi lama… soalnya ngga' sempet istirahat " kata suster yang hitam.

" Iya dan kaya'nya kita akan setiap malam rajin minta giliran kaya' malem ini " sahut suster Wiwik.

" Kalo itu dibuat system arisan saja " kata suster Anna sadis sekali kedengarannya. Emangnya aku meriam bergilir apa ?



Malam itu aku tidur lelaap sekali dan aku sempat minta untuk suster mungil menemaniku tidur, aku berjanji tiap malam



mereka dapat giliran menemaniku tidur… tapi setelah mendapat jatah batin tentunya. Suster mungil ini bernama Ratih dan



malam itu kami tidur berdekapan mesra sekali seperti pengantin baru dan sama-sama polos… sampe jam 4 pagi… dia minta



jatah tambahan… dan kamipun bermain one on one ( satu lawan satu, ngga' keroyokan kaya' semalem ).

Hot sekali dia pagi itu… karena kami lebih bebas… tapi yang kacau adalah udahannya… aku merasa sakit karena lukaku



berdarah lagi… jadi terpaksa ketahuan dech sama yang lain kalo ada sesi tambahan… dan merekapun rame-rame mengobati



lukaku…. sambil masih pengen lihat meriam dasyat yang meluluh lantakkan tubuh mereka semaleman.

Abis gitu sekitar jam 5 aku kembali tidur sampe pagi jam 7.20 aku dibangunkan untuk mandi pagi. Mandi pagi dibantu oleh



suster Dewi dan sempat diisep sampe keluar dalam mulutnya… nah suster Dewi ini yang kulitnya hitaman semalam. Nama mereka



sering aku dapat setelah tubuh mereka aku dapat.



Hari kedua



Pagi jam 10 aku dibesuk oleh Dian dan Mita… mereka membawakan buah jeruk dan apel… aslinya sich aku ngga demen makan



buah… setengah jam kami ngobrol bertiga. sampe suatu saat aku bilang pada Dian " aku mo minta tolong Ian… kepalaku



pusing… soalnya aku dari semaleman ngga' dapet keluar… dan aku ngga' bisa self service " demikian kataku membuka acara…



dan akupun bercerita sedikit kebiasaanku pada Dian dengan bumbu tentunya. Aku cerita kalo biasa setiap kali mandi pagi



aku suka onani kalo semalemnya ngga' dapet cewec buat nemenin tidur… dan sorenya juga suka main lagi… Dian bisa maklum



karena aku dulu sempat samen leven dengan Nana temannya yang hyper sex selama 8 bulan lebih… dia juga tahu kehidupanku



tidak pernah sepi cewec. Dengan dalih dia mo bantu aku karena hal ini dianggap sebagai bales jasa menyelamatkan jiwa



kakaknya… yang aku selamatkan dari keroyokan kemarin… sampe akhirnya aku sendiri masuk rumah sakit.



Dia minta Mita adiknya keluar dulu karena malu, tapi Mita tau apa yang akan dilakukan Dian padaku… karena pembicaraan



tadi di depan Mita. Sekeluarnya Mita dari kamar… Dian langsung memasukkan tangannya dalam selimutku dan mulailah dia



meremas dan mengelus meriamku yang sedang tidur… sampe bangun dan keras sekali… setelah dikocoknya dengan segala macam



cara masih belum keluar juga sedang waktu sudah menunjukkan pukul 10.45 berarti jam besuk tinggal 15 menit lagi maka aku



minta Dian menghisap meriamku. Mulanya dia malu… tapi dikerjakannya juga… demi bales jasa kaya'ya… atau dia mulai suka ?



Akhirnya keluar juga spermaku dan kali ini tidak diselimut lagi tapi dalam mulut Dian dan ini pertama kali Dian meneguk



spermaku… juga pertama kali teman kuliahku ini ngisep punyaku… kaya'nya dia juga belum mahir betul… itu ketahuan dari



beberapa kali aku meringis kesakitan karena kena giginya.

Spermaku ditelannya habis… sesuai permintaanku dan aku bilang kalo sperma itu steril dan baik buat kulit… benernya sich



aku ngga' tau jelas… asal ngomong aja dan dia percaya… setelah menelan spermaku dia ambil air di gelas dan meminumnya…



belum biasa kali. Aku tengok ke jendela luar saat Dian ambil minum tadi… ternyata aku melihat jendela depan yang



menghadap taman tidak tertutup rapat dan aku sempat lihat kalo Mita tadi ngintip kakaknya ngisep aku…



Jam 11.05 mereka berdua pamit pulang… selanjutnya aku aku makan siang dan tidur sampe bangun sekitar jam 3 siang. Dan aku



minta suster jaga untuk memindahkanku ke kursi roda… sebelum dipindahkan aku diobati dulu dan diberi pakeaian seperti rok



panjang terusan agak gombor. dengan kancing banyak sekali di belakangnya.

Pada saat mengenakan pakaian tersebut dikerjakan oleh dua suster shift pagi… suster Atty dan suster Fatima, pada saat



mereka berdua sempat melihat meriamku… mereka saling berpandangan dan tersenyum terus melirik nakal padaku… aku cuek



saja… pada saat aku mo dipindahkan ke kurasi roda aku diminta untuk memeluk suster Fatima… orangnya masih muda sekitar 23



tahunan kira-kira… rambutnya pendek… tubuhnya sekitar 159 Cm… dadanya sekitar 34 B… pada saat memeluk aku sedikit



kencangkan sambil pura-pura ngga' kuat berdiri… aku dekap dia dari pinggang ke pundak ( seperti merengkuh ) dengan



demikian aku telah menguncinya sehingga dia tidak dapat mengambil jarak lagi dan dadanya pas sekali dipundakku… greeng…



meriamku setengah bangun dapat sentuhan tersebut.

" Agak tegak berdirinya Mas… berat soalnya badan Masnya " kata suster Fatima.

Akupun mengikut perintahnya dengan memindahkan tangan kananku seakan merangkulnya dengan demikian aku makin mendekatkan



wajahnya ke leherku dan aku dorong sekalian kepalaku sehingga dia secara ngga' sadar bibirnya kena di leherku… sementara



suster Atty membetulkan letak kursi roda… aku lihat pinggulnya dari berlakang… wah… bagus juga ya…

Suster Fatima bantu aku duduk di kursi roda dan suster Atty pegang kursi roda dari belakang…pada saat mo duduk pas mukaku



dekat sekali dengan dada suster Fatima… aku sempetin aja desak dan gigit dengan bibir berlapis gigi ke dada tersebut…



karena beberapa terhenti aku dapat merasakan gigitan itu sekitar 2 detikan dech… dia diam saja… dan saat aku sudah



duduk…. dan suster Atty keluar kamar… " Awas ya… nakal sekali " kata suster Fatima sambil mendelik. Aku tau dia ngga'



marah cuman pura-pura marah aja " Satunya belum Sus " kataku menggoda… " Enak aja… geli tau ? " jawabnya sewot. " Nanti



saya cubit baru tau " lanjutnya sambil langsung mencubit meriamku… dan terus dia ngeloyor keluar kamar dengan muka merah…



karena meriamku saat itu sudah full standing karena abis nge-gigit toket… jadi terangsang… " Sus… tolong donk saya di



dorong keluar kamar " kataku sebelum sempat suster Fatima keluar jauh. Diapun kembali dan mendorongku ke teras kamar…



menghadap taman. Aku bengong di teras… sambil menghisap rokokku… di pangkuanku ada novel tapi rasanya males mo baca novel



itu… jadinya aku bengong saja sore itu di teras sambil ngelamun aku mikirin rencana lain untuk malam ini… mo pake gaya



apa ya ?



Tiba-tiba aku dikejutkan dengan telapak tangan yang menutup mataku… saipa ini ? Kok tanyannya halus… dingin dan kecil… "



Siapa ni ? " kataku… Terus dilepasnya tangan tersebut dan dia ke arah depanku… baru kutau dia Mita adik Dian. Kok



sendirian ? " Mana Mita ? " tanyaku… " Lagi ketempat dosennya mo ngurus scripsi " jawab Mita. " Jadi ngga' kesini donk ?



" tanyaku penasaran.

" Ya ngga' lah… ini saya bawain bubur buatan Mama " katanya sambil mendorongku masuk kamar… dia letakkan bubur itu di



atas meja kecil samping ranjang.

Terus kami ngobrol… sekitar 10 menit sampe aku bilang " Mit… ach ngga' jadi dech… " kataku bingung gimana mo mulainya…



maksudku mo jailin dia untuk ngeluarin aku seperti yang dilakukan kakaknya pagi tadi… bukankah dia juga udah ngintip…



kali aja dia pengen kaya' kakaknya… mumpung lagi cuman berduaan…

" Kenapa Kak ? " aku tak menjawab hanya mengernyitkan dahi saja…

" Pusing ya ? " tanyanya lagi. " Iya ni… penyakit biasa " kataku makin berani… kali bisa…

" Kak… gimana ya ? Tadi khan udah ? " katanya mulai ngeti maksudku… tapi kaya'nya dia bingung dan malu… merah wajahnya



tampak sekali.

" Mit… sorry ya… kalo kamu ngga' keberatan tolongin Kakak donk… ntar malem Kakak ngga' bisa tidur… kalo… " kataku



mengarah dan sengaja tidak menyelesaikan kata-kataku supaya terkesan gimana gitu….

" Iya Mita tau Kak… dan kasihan sekali… tapi gimana Mita ngga' bisa… MIta malu Kak… "

" Ya udah kalo kamu keberatan… aku ngga' mo maksa… lagian kamu masih kecil… "

" Kak… Mita ciumin aja ya… supaya Kakak terhibur… jangan susah Kak… kalo Mita sudah besar dan sudah bisa juga mau kok



bantuin Kak Jossy kaya tadi pagi " kata dia sambil mencium pipiku.

" Iya dech… sini Kak cium kamu " kataku dan diapun pindah kehadapanku. Dia membungkuk sehingga ada kelihatan dadanya yang



membusung… aduh…. gila… usaha harus jalan terus ni… gimana caranya masa bodo… harus dapet… aku udah pusing berat.

Dan Mitapun memelukku sambil membungkuk… aku cium pipinya, dagunya… belakang telinganya kadang aku gigit lembut



telinganya… pokoknya semua daerah rangsangan… aku coba merangsangnya… ciuman kami lama juga sampe nafasnya terasa sekali



di telingaku.

Tangaku mencoba meremas dadanya… diapun mundur… mo menghidar…

" Mit… gini dech… aku sentuh kamu saja… ngga' ngapain kok… supaya aku lebih tenang nanti malem "

" Maaf Kak… tadi Mita kaget… Mita ngerti kok… Kak Joss gini juga gara-gara Mas Anton " jawabnya penuh pengertian… atau



dia udah kepancing ?

Diapun kembali… mendekat dan kuraih dadanya… aku remas…dan dia kembali menciumku… dari tadi tidak ada ciuman bibir hanya



pipi dan telinga… saling berbalasan… sampe remasanku makin liar dan mencoba menyusup pada bajunya… melalui celah kancing



atasnya.

Tangan Mita mulai turun dari dadaku ke meriamku… dan meremasnya dari luar…

" Aduh… enak sekali Mit… terusin ya… sampe keluar… biar aku ngga' pusing nanti " kataku nafsu menyambut kemajuannya.

Lama remasan kami berlangsung… sampe akhirnya Mita melorot dan berjongkok di depanku dan menyingkap pakaianku… dia mulai



mo mencium meriamku… dengan mata redup penuh nafsu dia mulai mencium sayang pada meriamku.

" Masukin saja Mit… " kataku.

Mitapun memasukkan meriamku dalam mulut mungilnya… sulit sekali tampaknya… dan penuh sekali kelihatan dari luar… dia



mulai menghisap dan aku bilang jangan sampe kena gigi…

Tak perlu aku ceritakan proses isep-isepan itu… yang pasti saat aku ngga' tahan lagi… aku tekan palanya supaya tetap



nancep… dan aku keluarkan dalam mulut mungil Mita… terbelalak mata Mita kena semprot spermaku.

" Telen aja Mit… ngga' papa kok " kataku…

Diapun menelan spermaku… lalu dicabutnya dari mulut mungil itu… sisa spermaku yang meleleh di meriamku dan bibir



mungilnya dilap pake tissue… dan dia lari ke kamar mandi…. sedang aku merapikan kembali pakaianku yang tersibak tadi.



Ada orang datang… kelihatan dari balik kaca jendela… " Sorry Joss… aku baru bisa dateng sekarang… ngga' dapet pesawat



soalnya " kata Bang Johnny yang datang bersama dengan kak Wenda dan Winny…

" Iya ini juga langsung dari airport " kata Kak Wenda.

" Kamu kenapa si… ceritanya gimana kok bisa sampe kaya' gini ? " tanya Winny…

" Lha kalian tau aku di sini dari mana ? " tanyaku bingung.

" Tadi malem kami telpon ke rumah ngga' ada yang jawab sampe tadi pagi kami telpon terus masih kosong " kata Kak Wenda.

" Aku telpon ke rumahnya Donna yang di Kertajaya kamu ngga' di sana… aku telpon rumahnya yang di Grand Family juga kamu



ngga' ada, malah ketemu sammy di sana " kata Winny.

" Sammy bilang mo bantu cari kamu… terus siang tadi Donna telpon katanya dia abis nelpon Dian dan katanya kamu dirawat di



sini dan dia cerita panjang sampe kamu masuk rumah sakit " kata Winny lagi.

Mereka tuh semua dari Jakarta karena ada saudara Kak Wenda yang menikah… dan rencananya pulangnya kemarin sore… pantes



Kak Wenda telpon aku kemarin mungkin mo bilangin kalo pulangnya ditunda. Malah dapet berita kaya' gini.

Mita keluar dari kamar mandi yang ada dalam kamarku itu kaget juga tau banyak orang ada di sana dan dia kaya'nya kikuk



juga…

Setelah aku perkenalkan kalo ini Mita adiknya Dian dan kemudian Mita pamit mo jenguk kakaknya diruang lain.

Kamipun ngobrol seperginya Mita dari hadapan kami. Winny memandangku dengan sedih… mungkin kasihan tapi juga bisa dia



cemburu sama Mita… ngapain ada dalam kamar mandi dan sebelumnya cuman berduaan aja sama aku di sini.



Selanjutnya tidak ada cerita menarik untuk diceritakan pada kalian semua… yang pasti mereka ngobrol sampe jam 5.20 karena



minta perpanjangan waktu dan jam 5 tadi Mita datang lagi cuman pamit langsung pulang. Malamnya seperti biasa… kejadiannya



sama seperti hari pertama… mandi sore diisep lagi… kali ini sustenya lain… dia suster Fatima yang sempet aku gigit



toketnya tadi siang. Dan malemnya aku main lagi… dan tidur dengan suster Wiwik… suster Anna off hari itu… jadi waktu main



cuman suster Wiwik, suster Ratih dan suster Dewi…

Label:

posted by Dewi, 09.42

0 Comments:

Add a comment